Nokia 6600 Black
Ponsel canggih (Smartphone ; menurut saya sih) pertama saya adalah Nokia 6600. Smartphone sejuta umat ini memang sangat mengagumkan (pada zamannya). Bagaimana tidak, kita bisa bermain game, nonton video, dengerin musik dan berinternet ria disamping buat telepon dan sms. Instal aplikasi merupakan kewajiban agar ponsel bisa digunakan secara optimal
Lama-kelamaan ngoprek Nokia 6600 saya udah mulai bosan, sekitar tahun 2005 saya jatuh hati pada ponsel Sony Ericsson seri W800. Ponsel oranye ini merupakan perpaduan musik (walkman) dan kamera (cybershot) yang merupakan brand andalan Sony. Alunan musik sangat enak didengar baik melalui loadspeaker maupun earphone. Walaupun hanya berbekal 2 MP, kamera ponsel Soner W800 bisa menangkap objek dengan baik, bahkan menurut saya hasil kamera Soner W800 merupakan yang terbaik pada zamannya.
Memang gak bisa dipungkiri, Blackberry merupakan raja smartphone di Indonesia. Boomingnya Blackberry tidak lepas dari kecanggihanya dibanding ponsel-ponsel lain. Push Mail sangat mengagumkan. Kita bisa mengirim dan menerima email layaknya semudah menggunakan sms. Dan yang paling banyak diminati dari fitur Blackberry adalah BBM (Blackberry Messenger). Fitur chating buatan RIM berhasil menghipnotis pengguna smartphone untuk berpindah ke ponsel Blackberry. Saya pun tertarik untuk mencicipi kecanggihan smartphone Blackberry, dan pilihan saya jatuh pada si elegan Blackberry Bold 9000. Kecanggihan Blackberry Bold 9000 membuat saya sangat puas menggunakannya. Saya tidak perlu lagi bergantung pada PC / laptop yang terkoneksi dengan internet kalau hanya sekedar untuk internet dan email. Semua dapat dieksekusi dengan mudah oleh Blackberry Bold 9000. Tidak ketinggalan sosial media Facebook, Twitter dan Yahoo Messenger merupakan aplikasi wajib yang harus ada di dalam Blackberry Bold 9000 saya. Menenteng Blackberry Bold 9000 juga merupakan suatu kebanggaan dan membuat kita seolah-olah menjadi orang yang smart. 😅
Tren ponsel layar lebar dan OS Android kian hari kian merajalela. HTC merupakan vendor pertama yang meluncurkan ponsel ber-OS Android. Dari sekian banyak smartphone Android, saya lebih memilih Sony Ericsson Xperia Arc S. Desain yang keren merupakan faktor utama saya memilih smarphone tersebut. Selain itu saya juga fanatik produk dari Sony. Root merupakan sarat wajib bila ingin memaksimalkan smartphone Android, tidak terkecuali dengan smartphone Soner Xperia Arc S. Walaupun berprosesor single core, Soner Xperia Arc S sanggup menjalankan aplikasi, game, office dan multimedia lainnya. Saya sangat menggagumi kamera 8 MP dari ponsel ini. Ketangguhannya menangkap objek sangat detail dan enak dipandang mata ketika ditampilkan pada layar Reality Display 4,3". Smartphone ini merupakan yang terbaik menurut saya.
Pada awal kemunculan iPhone, dunia smartphone memang berubah dan banyak vendor yang beralih ke ponsel layar sentuh. Dengan harga "selangit" untuk ukuran penghasilan seperti saya ini bagaikan punguk yang merindukan bulan. Untuk menghibur diri, saya beranggapan semua produk Apple mengandalkan nama besar perusahan yang berlogo buah Apel sobek, padahal kualitasnya sama bahkan lebih jelek dari produk sepeti Samsung, Sony ataupun HTC dengan harga yang jauh lebih murah. Awal mula saya memiliki smarphone Apple iPhone 4 memang secara tidak sengaja. Pada waktu itu, mertua saya mendapat jatah dari pembagian kantor berupa iPhone 4 white. Karena mertua tidak suka dengan layar sentuh, akhirnya ditukar dengan Blackberry Bold 9000 saya. Pertama kali menggunakan iPhone, saya bingung setengah mati. Mau memasukan simcard aja gak tau. Bolak-balik iPhone tetap juga gak ketemu. Akhirnya minta bantuan teman yang sudah pernah menggunakan iPhone. Sudah ketemu tempat simcardnya, ternyata simcard mesti dipotong. Alhasil, harus ke konter hp untuk memotong simcard.
Awalnya saya sempat menyesal menukar Blackberry Bold 9000 dengan iPhone 4 yang rewel abis. Kebiasaan menggunakan ponsel Java, Symbian, Blackberry dan Android membuat saya keok ketika menggunakan iOS iPhone. Gak bisa berbagi file via bluethoot, gak bisa donwload seenaknya, gak bisa memasukan musik, foto & video lewat PC, pokoknya ribet banget dah. Bahkan saya sempat beranggapan lebih enak menggunakan Nokia 3310 daripada iPhone 4. Saya juga berpikir, kenapa sih orang-orang pada suka sama ponsel "kaku" dengan harga selangit ini? Dan yang pasti smartphone ini selama sebulan cuma digunakan buat nelpon dan sms doang.
Rasa penasaran itu membuat saya rajin browsing di internet untuk mencari tahu kecanggihan dari ponsel ini. Akhirnya saya sudah mulai terbiasa. Saya bisa memasukan lagu, video dan foto menggunakan iTunes. Download aplikasi & game juga lebih asik walaupun semua aplikasi adalah yang free alias gratis. Selanjutnya saya juga mencoba iTunes Gift Card (IGC) yang merupakan voucher belanja di iTunes dan alternatif bagi user yang gak punya kartu kredit.
Selain menggunakan IGC, saya juga memanfaatkan appshopper.com sebagai rekomendasi untuk mendapatkan aplikasi yang lagi diskon ataupun gratis. Free My App juga menu wajib apabila ingin mendapatkan poin untuk ditukar dengan voucher IGC. Dan sejak saat itu (sampai sekarang) saya puas banget menggunakan iPhone 4. Sampai-sampai Soner Xperia Arc S melayang ke tangan orang lain.
iPhone 5
Elegan, kemudahan dan kecanggihan penggunaan smartphone iPhone 4 membuat saya selalu menunggu produk terbaru dari Apple. iPhone 4S sempat juga menjadi target selanjutnya, namun karena spesifikasi beda tipis dengan iPhone 4 saya menunda untuk memilikinya. Sampai pada saat Apple memperkenalkan iPhone 5 barulah saya mengupdate iPhone saya. Sekarang ini saya hanya mempercayai iPhone 4 dan iPhone 5 sebagai smartphone pendamping saya.
New iPad a.k.a iPad 3
Selain smartphone iPhone 4 dan iPhone 5, saya juga jatuh hati pada produk Apple lainnya yaitu iPad 3. Kemudahan penggunaan Apple iPhone membuat saya jatuh hati dan mempercayai komputer tablet pada Apple iPad. Baca buku, nonton video, browsing internet dan pekerjaan kantor ringan dengan mudah dijalankan pada iPad 3. Pokoknya menurut saya semua produk Apple tidak hanya mahal dan nama besar tapi kemudahan dalam penggunaan menjadi pilihan yang tepat bagi user. Dan yang pasti Harga Menentukan Kualitas.
(Arief23)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar